50 Stand Menghiasi Pameran Kerajinan Rakyat
Tindakan tersebut digabungkan bersamaan dengan HUT ke-13 Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BB-GRM), HUT ke-44
Gerakan PKK dan Hari Keluarga ke 23 di Provinsi NTT 2016 akan dilaksanakan sampai Jumat (29/4) 末 IKLAN 末 TTG Gelar dan
Pameran Kerajinan Rakyat dibombardir dengan masyarakat. Meski lokasinya di luar kota Waingapu namun bersemangat
warga tiba ke Londalima rekreasi tenpat untuk melihat kesempatan tersebut. Enam belas kios dimiliki oleh pemerintah kabupaten. Dari
22 kabupaten / kota di NTT, yang berpartisipasi di Kabupaten Flores Timur, Alor, Lembata, Timor Tengah Utara (TTU), Rote Ndao,
Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan (TTS), Nagekeo, Belu, Sikka, Malaka, Sumba Barat, Sumba Barat Daya (SBD) dan Sumba Timur. Sepanjang
Dengan pameran ini, pada malam pertama, digelar kontes fashion show. Ada 22 pasang peserta ikut berpartisipasi. Mereka datang
di 22 kabupaten di Sumba Timur. Setiap kecamatan mewakili satu pasang peserta. Setelah upacara pembukaan, Gidion
Mbilijora bersama Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Fransiska Litelnoni dan Ketua dan Wakil Ketua TP
PKK Kabupaten Sumba Timur, Ny. Kahi Yani Mbilijora dan Ny. Umbu Lili Pekawali mengulas satu persatu berdiri sendiri. Beberapa teknologi
dipamerkan, termasuk teknologi pertanian. Kain tenunan menghadap ke stan Sumba Timur. Sebanyak 50 stand diperkenalkan
di Tingkat 2 Teknologi Tepat Guna (TTG) Provinsi NTT dan Pameran Kerajinan Rakyat diadakan di tempat rekreasi Londalima, Kuta
Desa, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Apalagi stan milik kedua instansi pemerintah provinsi seperti BKKBN
dan Dinas Pertanian, berdiri milik wasta dan asosiasi instruksional juga ada. Tingkat TTG dan Kerajinan Rakyat
Pameran berlangsung selama 3 hari mulai Rabu (27/4/2016) malam, dimulai Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si
mewakili Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya. Sumba Timur sebagai tuan rumah juga mencakup 16 kios yang keluar dari kecamatan sebagai
Begitu juga dengan banyak pondok desa maupun desa.Baca juga: map raport
Tidak ada komentar:
Posting Komentar